TANGERANG – Apa saja yang harus dilakukan orang tua agar anak terhindar dari bullying?
Bullying atau perundungan adalah tindakan mengganggu, mengusik, atau menyakiti orang lain secara fisik atau psikis.
Tindakan ini bisa dalam bentuk bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik yang dilakukan secara berulang kali dan dari waktu ke waktu.
Salah satu kasus bullying yang terjadi di Binus School Serpong kini menjadi perbincangan hangat masyarakat.
Para pelaku bullying, yang salah satunya adalah anak artis Vincent Rompies, disebut-sebut telah mendapatkan sanksi keras berupa drop out dari sekolah.
Bullying masih terus menghantui dan terjadi pada banyak sekolah di Indonesia.
Biasanya, anak yang menjadi korban bullying adalah anak yang memiliki beberapa sifat atau karakteristik tertentu yang membuat seorang anak menjadi korban bully, di antaranya pemalu, penakut, memiliki ukuran fisik yang lebih kecil dibanding teman seusianya, berusia lebih muda, atau tidak memiliki banyak teman.
Tindakan bullying memiliki banyak jenis.
Berikut merupakan jenis-jenis dari bullying:
- Perundungan fisik: jenis bullying yang terlihat jelas dan dirasakan langsung oleh korban, contohnya seperti memukul, menendang, menampar, dan sebagainya
- Perundungan verbal: jenis bullying yang dilakukan dengan menggunakan kata kata menyakitkan.
- Cyber bullying: jenis bullying yang dilakukan melalui teknologi untuk melecehkan, mengancam hingga mempermalukan korban.
- Pelecehan seksual: jenis bullying dengan cara melakukan penindasan kepada orang dan merugikan seseorang secara seksual.
- Perundungan emosional: jenis bullying yang terjadi ketika pelaku mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Biasanya dilakukan dengan cara membuat korban marah, takut, hingga tidak nyaman.
Banyak penyebab terjadinya bullying, salah satunya adalah faktor keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan paling terdekat dari anak.
Banyak hal yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah anak terseret pada kasus bullying.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan para orang tua:
1. Menumbuhkan rasa keberhargaan diri anak
Psikolog klinis anak dan remaja menuturkan bahwa orang tua perlu mencintai anak apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangan si kecil.
2. Berikan afeksi
Orang tua juga diharapkan untuk memberikan sentuhan kasih sayang untuk anak.
Misalnya dengan memeluk anak, menemani bermain, atau sesederhana duduk di samping anak.
3. Memperlihatkan empati
Dalam hal ini, Psikolog klinis anak dan remaja memberikan contoh saat anak curhat.
Orang tua sebaiknya jadi pendengar, bukan menghujani anak dengan nasihat.
4. Membuat anak lebih percaya diri
Orang tua diharapkan untuk memfasilitasi anak untuk eksplorasi dan stimulasi guna menumbuhkan kepercayaan diri anak.
5. Memperbaiki manajemen konflik di rumah
Orang tua juga bisa mengedukasi anak tentang cara menangani konflik dengan sehat.
Salah satunya dengan cara memperlihatkan orang tua dalam menangani konflik yang terjadi di rumah.
Misalnya, dengan tidak berkata kasar atau mengumpat saat ada konflik yang terjadi di rumah.
Penulis: Hansen Nathan Wijaya
Sumber: CNN Indonesia dan Halodoc
Sumber Foto: Halodoc