TANGERANG – Apakah benar bahwa nasi dingin memiliki efek yang baik untuk penderita Diabetes Melitus?
Nasi panas maupun dingin kurang cocok untuk penderita Diabetes.
Data regional menunjukan bahwa Asia Tenggara menduduki posisi ketiga dengan prevalensi Diabetes Melitus (DM) mencapai 11,3%.
Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang menempati posisi ke tujuh dari 10 daftar jumlah tertinggi pengidap DM pada tahun 2019, data ini didapatkan dari proyeksi IDF.
Pengidap DM di Indonesia digadang-gadang mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030 jika tidak mengatur jenis makanan yang akan dikonsumsi tubuh dan akan menjadi resiko pemicu kematian di dunia pada peringkat ke tujuh.
Diabetes Melitus ialah golongan penyakit metabolic dengan spesifikikasi hiperglikemia disebabkan kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Secara etimologi penyakit ini berakal dari penggabungan factor genetic dan factor pengaruh lingkungan.
Berikut beberapa tipe penyakit diabetes melitus:
- DM tipe 1: Diabetes ini dikarenakan tidak ada proses pembuatan insulin sama sekali.
- DM tipe 2: DM ini dikarenakan tidak komplitnya dan tidak efektifnya kerja insulin.
- DM Gestasional: DM ini dikarenakan terjadinya kerena bertepatan dengan kehamilan.
- DM tipe lainnya: DM tipe ini dikarenakan pengunaan obat, penyakit lain-lain.
Total kasus DM di Indonesia tergolong kedalam diabetes tipe 2 dari total kasus 90%.
Kondisi ini dijumpai pada anak-anak, remaja dan orang dewasa.
Diabetes tipe 2 sering dianggap enteng oleh penderitanya kerana gejala yang timbul cenderung ringan.
Pengidap akan terasa abai pada diabetes ini namun kerusakan yang dialami akan diam-diam merusak kerja berbagai organ tubuh dan mengakibatkan komplikasi yang serius seperti contohnya kardiavaskular, kebutaan gagal ginjal dan amputasi anggota tubuh bagian bawah.
Melihat hal tersebut kebanyakan masyarakat Indonesia mengkonsumsi karbohidrat bersumber dari nasi.
Nasi menopang kesehatan manusia dengan kandungan 100gr menyimpan energi 180kkal, protein 3g, lemak 0,3g, karbohidrat 39,8g, serat 0,2g, abu 0,2g, kalsium 25mg, fosfor 27mg, besi 0,4mg, natrium 1 mg, tiamin 0,05mg, dan kalium 38mg.
Pada umumnya jika makan tidak mengonsumsi nasi dianggap belum makan.
Konsumsi nasi putih yang tinggi berkenaan secara penting terhadap penambahan risiko diabetes tipe 2, pada tiap penambahan porsi asupan nasi putih per hari risiko relatifnya diabetes tipe 2 ialah 1,11(p linear <0,001).
Nasi dingin mengalami penurunan suhu dalam jangka waktu cukup lama akan melewati proses retrogradasi hingga nasi mempunyai kadar pati resisten yang lebih tinggi dibanding dengan nasi yang baru matang.
Kadar pati resisten pada nasi yang baru matang yakni 9,1±1,02 sedangkan kadar pati resisten nasi dingin yakni 13,9±0,98.
Hal tersebut yang dapat menurunkan respon insulin tubuh dan menormalkan Kembali glukosa darah.
Penulis: Nur Damayanti
Sumber: Kementerian Kesehatan
Sumber Foto: Canva