TANGERANG – El Nino merupakan fenomena iklim yang menyebabkan kemarau panjang dan cuaca ekstrem. Fenomena ini menganggu ketahanan pangan nasional karena adanya ancaman gagal panen karena kekurangan air dan kondisi yang tidak baik disebabkan iklim ini.
Dikutip dari cnnindonesia.com Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan potensi curah hujan rendah diberbagai wilayah pada musim kemarau 2024 yang disebabkan oleh El Nino.
Diketahui fenomena ini membuat produksi padi menurun sehingga pasokan beras di pasaran juga mengalami kekurangan. Data yang ditemukan produksi beras yang sebelumnya mencapai 31 juta ton, pada tahun 2023 hanya mencapai 30 juta ton, sehingga berdampak pada kenaikan beras diakhir tahun 2023 dan diawal tahun 2024.
Dikutip dari finance.detik.com “Hasil monitoring dan analisis yang dilakukan BMKG sejak Maret, April dan Mei 2023 telah terjadi El Nino lemah. BMKG dan beberapa badan klimatologi dunia memprediksi El Nino akan terjadi dengan kategori moderat dan dapat terus bertahan setidaknya hingga April 2024,” ujar Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers.
Pemanasan suhu muka laut diatas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik tengah dan timur ini, mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan. Peristiwa ini dapat memberikan dampak besar dan luas terhadap pola cuaca di Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024.
El Nino di Indonesia yang terjadi pada tahun ini akan lebih kering dari pada 3 tahun sebelumnya. Oleh karena itu, Teman Tangerang pasti merasakan beberapa bulan sampai saat ini, cuaca panas yang berlangsung terasa lebih terik dari pada sebelumnya karena disebabkan oleh suhu yang meningkat secara ekstrem. Bahkan, beberapa daerah diprediksi akan mengalami curah hujan yang sangat minim sehingga menimbulkan kekeringan yang lebih ekstrem.
Penulis: Ikhwan Rhendy Saputro
Sumber Foto: Detik.com