TANGERANG – Apa saja tanda-tanda anak terkena pneumonia?
Pneumonia pada anak dapat disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur.
Meskipun virus adalah penyebab paling umum, kasus pneumonia yang paling serius, dan berisiko kematian umumnya disebabkan oleh bakteri.
Mengutip Republika, untuk mencegah anak dari risiko pneumonia, dr. Rina Triasih MMed (Paed) PhD SpA(K) merekomendasikan:
- Penerapan hidup bersih, dan sehat
- Vaksinasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)
- Vaksin campak
- Vaksin DPT
Pneumonia saat ini masih merupakan penyebab kematian utama pada bayi, dan balita di seluruh dunia. Berdasarkan data dari UNICEF, terdapat 1,3 juta kasus kematian anak akibat pneumonia.
Gejala yang dialami misalnya batuk, napas cepat, penurunan nafsu makan, pilek, diare, dan muntah.
Jika ada anak yang menunjukkan gejala pneumonia, langkah yang perlu diambil untuk mencegah kematian adalah memberikan antibiotika yang adekuat, dan ketersediaan oksigen.
Langkah lain yang penting adalah melakukan deteksi dini.
Deteksi dini terbaik dapat dilakukan oleh orang tua.
Orang tua dapat melakukan deteksi dini dengan mengidentifikasi gejala napas cepat atau kesulitan bernapas pada anak.
Kriteria WHO dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai apakah anak mengalami napas cepat, berikut kriterianya:
- Anak usia 0-2 bulan: napas 60 kali atau lebih per menit
- Anak usia 3-12 bulan: napas 50 kali atau lebih per menit
- Anak usia 1-5 tahun: napas 40 kali atau lebih per menit
Selain itu, dapat dikenali empat pertanda napas cepat pada anak, berikut gejalanya:
- Cuping hidung membesar dan menyusut saat bernapas
- Kepala mengangguk-angguk ketika bernapas
- Pundak menunjukkan gerakan naik-turun yang sejalan dengan ritme pernapasan
- Dinding dada terlihat mengalami penarikan ke dalam setiap kali bernapas
Apabila gejala napas cepat ini sudah terjadi pada anak, orang tua harus membawa ke RS terdekat atau IGD atau dokter terdekat.
Penulis: Dhinda Dei Bambini
Sumber: Republika dan Kompas
Sumber Foto: Pinterest