TANGERANG – Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya mengalami serangan ransomware sejak Kamis, (20/6). Pasca serangan ini, masyarakat Indonesia dihadapkan pada berbagai gangguan, salah satunya dialami oleh mahasiswa baru tahun 2024.
Serangan siber ini secara garis besar telah menyebabkan pelayanan publik terganggu, serta data-data dari 239 instansi tingkat pusat dan daerah tidak bisa diakses.
Pada Rabu, (26/6), Telkom Sigma sebagai vendor menyatakan bahwa data yang sudah terkena serangan ransomware tidak bisa dipulihkan.
Salah satu dampak besar dari diretasnya server PDNS adalah hilangnya data pendaftar peserta Kartu Indonesia Pintar Kuliah atau KIP Kuliah. Dilansir dari tempo.co, ada lebih dari 800 ribu data mahasiswa penerima KIP Kuliah yang hilang.
Menanggapi hal ini, Kemendikbud Ristek mengimbau mahasiswa baru tahun 2024 penerima KIP Kuliah untuk mengklaim ulang akun mereka.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ristek Suharti, menyatakan kementerian memiliki data cadangan penerima dan pendaftar KIP Kuliah. Dengan begitu, mahasiswa akan tetap menerima haknya. Selain itu, Suharti juga berjanji sistem KIP Kuliah akan kembali beroperasi paling lambat pada 29 Juli.
Tidak hanya berimbas pada bidang pendidikan, dikutip dari detik.com, kejadian ini juga berimbas pada tingkat kepercayaan masyarakat.
Peneliti di bidang software Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Prof. Ridi Ferdiana menyayangkan kejadian ini, mengingat PDN mempunyai sekumpulan data pribadi masyarakat Indonesia yang sangat penting.
Ridi menyebutkan kejadian ini menjadi ‘pil pahit’ sekaligus refleksi diri untuk memperbaiki arsitektur sistem informasi, prosedur keamanan, dan juga jaringan keamanan komputer.
“Bagi masyarakat tentu akan menurunkan tingkat kepercayaan terutama pada saat meletakkan data pribadi ke PDN,” ujar Sigit dikutip dari detik.com (29/6).
Penulis : Auriel Cahya Salsa Sabila
Sumber Berita : Tempo, Detik
Sumber Foto :