4 Tradisi 10 Muharam di Berbagai Daerah Indonesia Yang Harus Kamu Tahu

TANGERANG – Bagi umat Muslim Hari Asyura diperingati setiap tanggal 10 Muharam. Pada tahun 2024 ini, 10 Muharam jatuh pada tanggal Selasa (16/7).

Walaupun bukan menjadi hari besar, tanggal 10 Muharam memiliki arti tersendiri bagi umat muslim. Berbagai peristiwa besar dalam sejarah Islam terjadi pada tanggal 10 Muharram antara lain terdamparnya kapal Nabi Nuh AS setelah peristiwa banjir besar, peristiwa terbelahnya Laut Merah dalam kisah Nabi Musa AS, selamatnya Nabi Ibrahim dari api, hingga terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husain, di Karbala.

Dengan begitu, untuk memperingati 10 Muharam, masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia memiliki tradisi masing-masing untuk merayakannya.

Berikut ini 4 tradisi perayaan Hari Asyura di berbagai daerah Indonesia dalam rangka memperingati tanggal 10 Muharam

  • Lebaran Anak Yatim

Lebaran Anak Yatim atau disebut juga Idul Yatama merupakan salah satu perayaan dalam rangka memperingati 10 Muharam yang bertepatan pada Hari Asyura. Tradisi ini berawal dari kebiasaan masyarakat sejak dulu yang kerap menyantuni anak yatim.

Tradisi Lebaran Anak Yatim di sejumlah daerah juga biasa diisi dengan berbagai macam kegiatan. Namun, kini berbagai kegiatan perayaan sudah banyak dikoordinasi kepada pengurus yayasan, masjid ataupun majelis taklim, begitu pula lembaga-lembaga lainnya.

  • Bubur Asyura

Bubur Asyura merupakan salah satu makanan khas yang biasa disajikan pada peringatan 10 Muharam. Tradisi ni terkenal di kalangan masyarakat Jawa.

Pembuatan bubur dilakukan secara bersama-sama sejak perayaan menyambut Tahun Baru Islam tanggal 1 Muharam hingga Hari Asyura tanggal 10 Muharam. Biasanya, masyarakat akan bergotong royong menyiapkan bubur merah dan bubur putih yang disajikan secara terpisah. Kemudian, bubur dibawa ke masjid untuk disantap bersama-sama untuk mempererat tali silaturahmi.

  • Tabuik

Tabuik atau Tabot merupakan tradisi asal Bengkulu dalam menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam dan Hari Asyura 10 Muharram. Tidak hanya Bengkulu, tradisi ini juga sudah meluas sampai ke Painan, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidie, Banda Aceh, Meulaboh dan Singkil.

Secara harfiah, Tabuik artinya peti atau keranda yang dihiasi bunga-bungaan, dekorasi warna-warni, dan kelengkapan lain yang menggambarkan Buraq (seekor kuda bersayap berkepala manusia). Secara simbolik, Tabuik menggambarkan kebesaran Allah SWT.

  • Pasar Murah

Tanggal 10 Muharram merupakan hari yang spesial bagi masyarakat Desa Cangadi, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Pada tahun 2017 silam, salah seorang pengusaha bernama Hj. Ruhana Wajing menggelar pasar murah di halaman masjid besar Miftahunnajah Cangadi untuk merayakan 10 Muharam.

Sampai saat ini, pasar murah sudah menjadi tradisi di Desa Cangadi untuk merayakan Har Asyura. Bagi masyarakat Bugis, berbelanja pada tanggal 10 Muharram atau yang lebih dikenal dengan nama Hari Asyura merupakan sebuah sunnah yang dikenal dengan nama “Mappasagenaā€¯.

Mereka juga meyakini bahwa perkakas yang dibeli pada Hari Asyura adalah sebuah wadah dengan harapan bisa mendatangkan rejeki.

Penulis : Auriel Cahya Salsa Sabila

Sumber Berita : Detik, Merdeka.com

Sumber foto : Freepik/desEYEns

July 16, 2024

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *