Polusi Udara Mengganggu Kesehatan Mental

Polusi udara menjadi masalah yang serius di banyak kota besar seluruh negara, termasuk di Indonesia. Masalah ini tidak bisa disepelekan karena bukan hanya menyebabkan masalah pernapasan, tetapi mengganggu kesehatan mental.

beberapa penelitian membuktikan bahwa polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan mental, khususnya pada anak-anak dan remaja. Sebuah studi Journal of Abnormal Child Psychology tahun 2017 menemukan, anak anak dan remaja yang terpapar polusi udara PM 2,5 dalam jangka panjang cenderung menunjukan peningkatan perilaku buruk dan nakal. Hasil ini didapatkan oleh para peneliti dengan mengamati 682 anak di California Selatan sejak masa kecil hingga remaja. Mereka menemukan, perilaku remaja tersebut seperti anak yang usianya lebih muda 3,5 hingga 4 tahun.
Sementara, studi yang terbit pada jurnal Environmental Pollution juga mengungkapkan bahwa terdapat relevansi antara peningkatan risiko depresi dengan paparan jangka panjang terhadap PM 2.5.

PM2.5 merupakan partikel polusi udara terkecil yang berbahaya bagi manusia karena partikel tersebut tidak dapat disaring tubuh.

Artinya, anak-anak remaja ini cenderung lebih impulsive dan sulit diatur seperti anak kecil. Para peneliti berpendapat hal ini terjadi karena partikel-partikel halus dari polusi udara masuk ke dalam otak dan menyebabkan kerusakan struktur otak dan mengganggu perkembangan saraf. Otak anak dan remaja yang masih berkembang rentan terhadap hal ini. Pada akhirnya, gangguan pada bagian otak tertentu berujung pada masalah kontrol impuls di otak.

Bukan cuma mempengaruhi perilaku, polusi udara juga terbukti bisa mengganggu kesehatan mental remaja. Riset yang dipublikasikan tahun 2023 dalam jurnal Environmental Research Communications menemukan bahwa polusi udara memiliki hubungan erat dengan meningkatnya risiko depresi pada anak-anak dan remaja.

Studi ini juga menunjukkan bahwa polusi udara, khususnya partikel halus (PM2,5) dan nitrogen dioksida (NO2), dapat menyebabkan gangguan suasana hati seperti depresi.

Penulis : Auriel Cahya Salsa Sabila
Sumber Berita : Liputan6 & Kompas
Sumber Foto : Kompas

September 3, 2024

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *