Melihat para petani cabai merugi akibat harga yang terus anjlok, Yuliana dan Murtala Hendra Syahputra tidak tinggal diam. Dengan modal awal hanya Rp 500 ribu, mereka memutuskan untuk mengolah cabai rawit hijau menjadi produk sambal inovatif bernama Sambal Capli. Mereka menggunakan asam sunti, pengawet alami khas Aceh, untuk menjaga cita rasa dan daya tahan produk mereka.
Perjalanan bisnis mereka tidak selalu mulus. Awalnya, mereka hanya mampu menjual 60 botol sambal per bulan dengan omzet yang sangat kecil, sekitar Rp 60 ribu. Namun, tekad yang kuat membuat mereka terus berinovasi hingga kini omzet bisnisnya telah mencapai Rp 50 juta per bulan!
Dari Rugi Besar hingga Bangkit Lagi
Pada tahun 2022, bisnis Sambal Capli sempat mengalami pukulan berat. Kesalahan produksi membuat mereka mengalami kerugian hingga Rp 40 juta. Namun, alih-alih menyerah, Yuliana dan Murtala justru menjadikan pengalaman pahit tersebut sebagai pelajaran berharga. Mereka memperbaiki sistem produksi, meningkatkan standar kualitas, dan mulai membangun strategi pemasaran yang lebih efektif.
Omzet Melonjak & Produk Masuk Retail Modern
Berkat kegigihan mereka, Sambal Capli kini tidak hanya dikenal di Aceh, tetapi juga telah merambah pasar Kalimantan. Produk ini bahkan telah masuk ke jaringan retail modern, membuka peluang lebih besar untuk menjangkau konsumen di seluruh Indonesia. Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan bisnis mereka meliputi:
- Pemanfaatan bahan lokal berkualitas tinggi
- Inovasi dalam pengolahan sambal dengan bahan pengawet alami
- Strategi pemasaran yang lebih agresif dan ekspansi ke luar daerah
Dukungan Bank Indonesia & Ekspansi ke Pabrik Baru
Kini, Sambal Capli tidak hanya memberikan manfaat bagi pemiliknya, tetapi juga membantu memberdayakan 100 petani cabai di Aceh. Dengan dukungan dari Bank Indonesia, mereka kini bersiap untuk meningkatkan skala produksi dengan pindah ke pabrik baru yang lebih besar. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas distribusi produk secara nasional.
Inspirasi bagi UMKM di Indonesia
Kisah sukses Yuliana dan Murtala menjadi bukti bahwa keterpurukan bukanlah akhir, melainkan awal dari kebangkitan. Dengan inovasi, ketekunan, dan strategi yang tepat, UMKM dapat berkembang pesat dan memberikan dampak positif bagi banyak orang.