Ribuan massa aksi yang tergabung dalam gerakan Indonesia Gelap turun ke jalan pada Jumat (21/2) di kawasan Patung Kuda, Jakarta. Meski diguyur hujan, mereka tetap berorasi dengan mengenakan pakaian serba hitam sebagai simbol perlawanan terhadap berbagai kebijakan yang mereka anggap merugikan rakyat.
Aksi ini membawa sederet tuntutan penting, mulai dari pengesahan RUU pro rakyat, penolakan UU kontroversial, hingga evaluasi kebijakan ekonomi dan pendidikan. Demonstrasi ini menjadi sorotan karena mencerminkan keresahan masyarakat terhadap berbagai kebijakan pemerintah.
Tuntutan Utama Massa “Indonesia Gelap”
Massa aksi yang turun ke jalan mengajukan beberapa tuntutan besar kepada pemerintah. Berikut adalah poin-poin utama yang mereka suarakan:
1. Pengesahan RUU yang Berpihak pada Rakyat
Para demonstran mendesak pemerintah segera mengesahkan RUU Masyarakat Adat, RUU Perampasan Aset, dan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT). Mereka menilai ketiga RUU ini sangat penting untuk melindungi hak-hak masyarakat kecil dan menciptakan keadilan sosial.
2. Penolakan Revisi UU yang Dinilai Merugikan
Selain mendukung beberapa RUU, massa juga menolak revisi beberapa undang-undang yang dianggap merugikan rakyat, seperti:
- Revisi UU TNI dan Polri, yang dinilai dapat memperluas kewenangan tanpa pengawasan ketat.
- Revisi UU DPR, yang dipandang tidak mencerminkan kepentingan publik.
- Revisi UU Minerba, yang dinilai lebih menguntungkan korporasi tambang daripada masyarakat.
- Revisi UU Kejaksaan, yang dianggap berpotensi melemahkan sistem transparansi hukum.
3. Evaluasi Kebijakan Ekonomi dan Pendidikan
Massa aksi juga menuntut evaluasi kebijakan anggaran negara, terutama dalam proyek strategis nasional (PSN), serta kebijakan pendidikan seperti MBG (Merdeka Belajar-Guru Penggerak) dan tunjangan dosen/guru yang dinilai masih jauh dari kata layak.
4. Pembatalan Kebijakan Problematis
Salah satu tuntutan utama dalam aksi ini adalah pembatalan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) serta Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025 yang dinilai memiliki dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan. Demonstran menilai proyek ini tidak memiliki urgensi yang jelas dan berpotensi membebani keuangan negara.
Aksi Berlanjut, Suara Rakyat Menggema!
Meski hujan deras mengguyur, massa Indonesia Gelap tetap bertahan dengan semangat yang membara. Mereka menegaskan akan terus mengawal tuntutan ini hingga pemerintah memberikan respons yang jelas. Demonstrasi ini menjadi bukti bahwa suara rakyat harus diperhatikan dalam setiap kebijakan yang diambil pemerintah.