All Eyes On Papua: Gerakan Solidaritas Untuk Hutan Adat Papua

TANGERANG – Gerakan “All Eyes on Papua” telah menjadi sorotan di media sosial dalam beberapa hari terakhir, khususnya di media sosial Instagram dan X. Dukungan ini muncul dari warganet untuk masyarakat adat Papua yang haknya dirampas karena hutan tempat tinggal mereka akan diubah menjadi perkebunan kelapa sawit.

Pasalnya, sebesar 36 ribu hektare hutan adat atau setara dengan lebih dari setengah luas DKI Jakarta rencananya akan diubah menjadi perkebunan kelapa sawit oleh PT Indo Asiana Lestari (IAL).

Setelah dikeluarkan izin lingkungan oleh Pemerintah Provinsi Papua terhadap PT IAL, Pemimpin Warga Moro dari Suku Awyu Hendrikus Moro segera melakukan gugatan. Namun, gugatan Hendrikus ditolak di pegadilan tingkat pertama dan kedua.

Kini, untuk memperjuangkan haknya, perwakilan masyarakat adat Aywu melakukan aksi damai di depan gedung Mahkamah Agung (MA) pada Senin, (27/3). Mereka berharap Mahkamah Agung akan memberi putusan hukum yang memihak pada perlindungan hutan adat.

Tidak hanya itu, dukungan juga datang dari Koalisi Selamatkan Hutan Adat Papua. Mereka mengajak publik untuk terus menyuarakan dukungan terhadap perjuangan suku Awyu.

Suku Awyu, dikenal sebagai Auyu atau Away, merupakan kelompok etnis yang mendiami daerah aliran Sungai Digul di pesisir Papua Selatan, Indonesia. Wilayah ini termasuk dalam Kabupaten Mappi yang juga dihuni oleh suku Yahraim (Yaghai), serta suku Muyu di bagian Barat.

Dengan jumlah populasi sekitar 27.300 jiwa, Suku Awyu memiliki budaya dan tradisi beragam yang memperkaya keanekaragaman etnis Papua.

Jika pembabatan hutan adat ini terjadi, masyarakat Aywu tidak hanya kehilangan tempat tinggal mereka, tetapi juga sumber hidup mereka.

Selain itu, konversi hutan menjadi perkebunan sawit juga berpotensi memicu deforestasi yang akan melepas 25 juta ton CO2 ke atmosfer. Dengan begitu, keadaan ini akan memperparah dampak krisis iklim di Tanah Air.

Penulis: Mochammad Rizky Putra Pratama

Sumber: Metropolitan, Greenpeace.org

Sumber Foto: Greenpeace/Jurnasyanto Sukarno

June 3, 2024

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *