Carl Gustav Jung adalah salah satu tokoh paling berpengaruh sekaligus paling kontroversial dalam sejarah psikologi. Dikenal karena pemikirannya yang dalam dan tidak biasa, Jung membawa dunia psikologi menjelajahi wilayah simbol, mimpi, dan mitologi. Kisah hidupnya mirip dengan dukun yang mencoba menerka-nerka masa depan atas dasar penglihatan dari masa lalu atau simbol simbol yang diketahui, ini bukan hanya tentang ilmu pengetahuan, tapi juga tentang pencarian jati diri—sebuah perjalanan ke dalam jiwa manusia yang paling dalam.
Masa Kecil yang Penuh Keunikan
Carl Jung sejak kecil sudah menunjukkan tanda-tanda keunikan yang luar biasa. Ia bukan anak yang suka bermain ramai-ramai. Sebaliknya, ia lebih sering menghabiskan waktu sendirian, bermain dengan imajinasinya sendiri. Ia bahkan menciptakan bahasa baru hanya untuk bersenang-senang.
Yang lebih mencolok, Jung sudah tertarik membaca buku-buku berat seperti filsafat, sejarah, mitologi, bahkan alkemi—hal-hal yang jauh dari minat anak-anak seusianya.
Keanehan yang Menjadi Cikal Bakal Kejeniusannya
Ketertarikannya pada hal-hal esoterik ini terus berkembang hingga dewasa, dan menjadikannya seorang psikiater yang sangat berbeda dari kebanyakan. Ia terkenal bukan hanya karena keahliannya, tetapi karena pendekatannya yang unik dan tidak konvensional:
- Ia berani menggabungkan mitologi ke dalam teori psikologi.
- Ia terjun ke aliran psikoanalisis yang kontroversial, dan ide-idenya di dalam aliran itu pun dianggap lebih radikal.
- Ia bahkan pernah mengklaim bisa melihat masa depan—sebuah pernyataan yang menambah kesan mistis pada sosoknya.
Pertemuan Bersejarah dengan Sigmund Freud
Pada tahun 1907, Jung bertemu dengan tokoh besar psikologi dunia: Sigmund Freud. Pertemuan pertama mereka sangat intens—mereka berbicara selama 13 jam tanpa henti, menunjukkan betapa mereka klik secara intelektual. Pada masa awal, Jung bahkan dianggap sebagai penerus Freud dalam aliran psikoanalisis. Mereka berbagi minat mendalam terhadap alam bawah sadar dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.
Perpecahan Pandangan yang Mengubah Segalanya
Sayangnya, hubungan ini tidak bertahan lama. Freud percaya bahwa inti dari alam bawah sadar manusia adalah dorongan seksual. Sebaliknya, Jung merasa bahwa ada dorongan yang jauh lebih mendalam, lebih primal, dan bahkan spiritual. Pandangan yang semakin berbeda ini akhirnya membuat hubungan mereka retak. Freud yang lebih dulu memutuskan hubungan melalui surat. Jung pun sangat terpukul hingga mengalami breakdown mental yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Petualangan Menyelami Alam Bawah Sadar
Dalam masa gelap itu, Jung tidak menyerah. Ia justru memilih untuk menyelami alam bawah sadarnya lebih dalam lagi. Caranya? Ia menganalisis mimpi-mimpinya sendiri, membiarkan dirinya mengalami halusinasi, dan berhadapan dengan sosok-sosok imajiner yang muncul dalam pikirannya. Bagi orang awam, ini mungkin terlihat seperti kegilaan. Tapi bagi Jung, ini adalah petualangan ilmiah untuk memetakan dunia bawah sadar manusia.
Lahirnya Teori “Collective Unconscious” dan Archetypes
Dari eksplorasi mentalnya, Jung mengembangkan teori yang sangat berpengaruh namun kontroversial yaitu Alam bawah sadar kolektif (Collective Unconscious), yaitu bagian dari bawah sadar yang tidak hanya bersifat pribadi, tetapi dimiliki bersama oleh seluruh umat manusia. Di dalamnya terdapat archetypes, simbol-simbol universal yang muncul dalam mitos, cerita rakyat, dan impian manusia di seluruh dunia.
Contoh archetype:
- The Trickster (si penipu): bisa ditemukan pada Loki di mitologi Nordik, Anansi dari Afrika, dan Sun Wukong dari Tiongkok.
- The Shadow: sisi gelap yang menghantui kesadaran kita.
- The Mother: simbol kasih sayang, perlindungan, dan kebajikan.
Apakah Teori Ini Benar?
Teori Jung memang menarik, namun juga mengundang perdebatan besar. Apakah benar kita semua memiliki “memori leluhur” yang diwariskan secara psikologis? Ataukah kesamaan simbol dalam berbagai budaya hanya karena manusia memiliki pengalaman hidup yang serupa, seperti menghadapi kematian, merasakan cinta, atau mengalami kehilangan?
Sayangnya, teori Jung tidak bisa diuji atau dibuktikan secara ilmiah (non-falsifiable). Dan seperti banyak tokoh psikoanalisis lain di masa itu, Jung juga kurang terbuka terhadap kritik atau alternatif pandangan.
Kritik Terhadap Praktikalitas Teorinya
Meskipun kaya secara filosofis dan simbolik, teori Jung sulit diterapkan secara luas dalam praktik psikologi modern. Ia percaya bahwa untuk menjadi sehat secara mental, seseorang harus:
- Menyadari dan menerima arketipe-arketipe dalam dirinya.
- Menyelami dan memahami dunia bawah sadarnya sendiri.
Namun, bagi banyak orang, ini bukan hal yang mudah dilakukan. Tidak semua orang punya waktu atau kemampuan untuk mempelajari mitologi, merenung, atau mengeksplorasi pikirannya secara mendalam.
Penutup: Sosok yang Menginspirasi dan Menggugah
Carl Jung adalah tokoh yang kompleks—aneh, brilian, spiritual, dan kontroversial. Meskipun tidak semua idenya bisa diterapkan secara langsung, banyak dari kita yang tetap menemukan inspirasi dari pemikirannya. Jika kamu merasa cocok dengan pendekatannya, tidak ada salahnya untuk mendalami lebih jauh. Karena pada akhirnya, apapun yang bisa membuat hidup kita lebih sehat dan bermakna—layak untuk dijelajahi.
Penulis: Aditya Tirta
©Staradio Tangerang