TANGERANG – Permasalahan polusi udara menjadi topik pembicaraan yang hangat di Indonesia saat ini. Polusi udara di Indonesia, khususnya di wilayah Jabodetabek semakin menjadi permasalahan yang memprihatinkan. Beberapa kota besar di Indonesia terutama Jakarta, mengalami tingkat polusi udara yang sangat tinggi. Bahkan, Jakarta pernah menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan polusi terburuk di dunia.
Selain Jakarta, Kota Tangerang dan Tangerang Selatan menjadi sorotan perhatian terhadap masalah polusi udara di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kepadatan industri dan transportasi di kawasan tersebut. Menteri Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) juga mengungkapkan 11 industri di Jabodetabek dan sekitarnya menjadi sumber pencemaran udara.
Indonesia bersama dengan beberapa negara lain seperti China, India, Pakistan, Bangladesh, dan Nigeria diperkirakan menyumbang sekitar 75% dari total beban polusi udara. Penyebab polusi di Indonesia sangat beragam, salah satunya adalah emisi kendaraan. Kualitas udara di wilayah Jabodetabek semakin memburuk, bahkan dapat diibaratkan seakan menghirup 97 batang rokok sekaligus. Solusi terhadap permasalahan pencemaran udara di kota-kota tersebut tidak dapat ditemukan begitu saja, misalnya dengan “menghembuskan” polusi udara. Pemerintah, industri dan masyarakat harus mengambil tindakan nyata dan terkoordinasi untuk mengurangi polusi udara dan menjaga kualitas udara bersih.
Perbandingan Indeks AQI Hari Ini dan Tujuh Hari Terakhir
Berdasarkan data IQAir, perbandingan kualitas udara pada tujuh hari belakangan, Sabtu (26/08) Depok menempati urutan pertama polusi terburuk di Indonesia. Sementara itu, satu minggu kemudian pada pagi Sabtu (2/08) Tangerang Selatan menempati urutan pertama polusi terburuk di Indonesia. Jika dibandingkan indeks AQI Sabtu (2/08) dan tujuh hari belakangan dengan data IQAir, angka AQI lebih tinggi dibandingkan dengan tujuh hari belakangan.
Hal ini menunjukan bahwa beberapa kota di Indonesia sudah dalam tahap darurat. Akibat pajanan polusi udara, rata-rata individu di Indonesia mengalami kehilangan 1,2 tahun usia harapan hidup dikarenakan kualitas udara di Indonesia masih gagal memenuhi kriteria konsentrasi PM2,5 yang telah ditetapkan oleh WHO.
Peningkatan pasien ISPA
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di DKI Jakarta meningkat tajam di tahun 2023. Budi menyampaikan, sampai saat ini Indonesia khususnya DKI Jakarta tidak pernah memenuhi standar kasus yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO).
Pada periode 2021-2022, angka kasus ISPA di angka 50-100 ribuan kasus. Angka ISPA kemudian meningkat hingga 5 kali lipat di 2023. “Mulai Januari 2023 tuh yang di atas relasinya dengan kasus ISPA di DKI, jadi kasus infeksi saluran pernapasan itu di DKI yang tadinya 50 ribuan naik dia, naiknya jadi sempat 200.000, 150.000, jadi 4 kali, 5 kali,” ujarnya.
Ketua Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Dampak Polusi Udara Agus Dwi Susanto mengatakan, jumlah penyakit respirasi atau infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) meningkat mencapai 200.000 kasus di Jabodetabek hingga Agustus 2023. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan rata-rata kasus di bulan Januari 2023 sebesar 100.000. Begitu pula meningkat dibandingkan kurang dari 100.000 kasus pada Januari 2021.
“Kita punya data disampaikan oleh Pak Dirjen, bulan Agustus mendekati di atas 200.000 kasus. Ini seiring dengan peningkatan polutan yang ada di wilayah DKI Jakarta. Tentu ini memberikan pola bahwa ketika peningkatan polutan itu, terjadi kasus ISPA,” kata Agus dalam konferensi pers di Kemenkes.
Hasil data pemantauan meningkatnya pasien ISPA
Hasil data pemantauan yang dilakukan dalam enam bulan terakhir menunjukan, terjadi peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan di puskesmas maupun di rumah sakit Jabodetabek. Di mana, untuk wilayah DKI Jakarta mencapai 100 ribu kasus/bulan,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, dalam keterangan pers.
Data yang diperoleh Tempo, pasien ISPA di Puskesmas Palmerah bulan Mei sampai Juli 2023:
Pasien ISPA balita 1 tahun sampai 5 tahun terjadi peningkatan bulan Mei ada 853, Juni 866 dan Juli 911 pasien.
Pasien ISPA usia 5 sampai 9 tahun terjadi penurunan yakni, bulan Mei 310, Juni 274 pasien dan Juli 266 pasien.
Pasien ISPA usia 9 tahun sampai 60 tahun pada bulan Mei sebanyak 2.212 pasien, Juni 2.088 pasien dan Juli 2.496 pasien.
Pasien ISPA usia lebih dari 60 tahun bulan Mei sebanyak 112, Juni 86 pasien dan Juli 70 pasien.
Menkes berharap, data mengenai tren kenaikan kasus ISPA di DKI Jakarta bisa ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi dengan mengambil kebijakan-kebijakan strategis. “Jadi mudah-mudahan Pak Heru sebagai Pj Gubernur DKI itu bisa menangani ini, karena ini jadi tugas berat juga untuk Gubernur DKI,” ujarnya.
Hadirnya Peran Komunitas
View this post on Instagram
Komunitas Bicara Udara hadir sebagai wadah bersama dalam perjuangan kita menuju udara yang lebih segar. Komunitas Bicara Udara adalah wadah belajar yang berkomitmen untuk membantu audiens terdampak polusi udara memahami pentingnya tindakan kolektif dalam meraih perubahan positif.Pada momen Bulan Lingkungan Hidup Sedunia, Waste4Change berkesempatan untuk mewawancarai Amalia Ayuningtyas, Co-founder dan Project Manager dari Bicara Udara, sebuah gerakan lokal yang mengadvokasi edukasi pentingnya menjaga kebersihan udara pada masyarakat.
Organisasi dan komunitas ini menjadi sumber informasi terpercaya bagi masyarakat. Mereka memiliki peran membantu untuk memahami dampak kualitas udara terhadap kesehatan dan lingkungan. Mereka dapat melakukan kampanye edukatif tentang polusi udara, mengadvokasi kebijakan lingkungan yang ketat, mengatur kegiatan pembersihan lingkungan, memantau kualitas udara, dan bekerja sama dengan pemerintah serta warga untuk mengurangi emisi polutan.
Bicara Udara saat ini berfokus pada aspek edukasi melalui konten sosial media kreatif, community building untuk 5 segment yang disasar, dan Kerjasama penelitian serta liputan ke media. Mainly, kami melakukan pendekatan ke subject matter expert/ahli terkait topik polusi udara lalu mendorong wawancara tersebut menjadi konten kreatif. Kami juga mendorong kolaborasi dengan berbagai macam pihak seperti dengan Nafas Indonesia, Yayasan Indonesia Cerah, dan komunitas/institusi/organisasi lainnya untuk menyuarakan hak atas udara bersih dan permasalahan lainnya yang menjadi konsekusi dari masalah ini.
Penulis: Amelia Az Zahra dan Isna Salsabila
Sumber: detik.com, kompas.com, republika.co.id, waste4change.com