TANGERANG – Kebakaran di TPA Rawa Kucing telah terjadi pada Jumat (20/10) lalu dan melahap gunung sampah seluas 10,1 hektar. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Kapusdatin BNPB) Abdul Muhari berpendapat serta menduga bahwa cuaca merupakan salah satu faktor pemicu terhadap kebakaran TPA Rawa Kucing.
Dilansir dari antaranews, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang, Banten telah membuat collapsible tank atau tandon air berkapasitas lima ribu liter yang dikirim menuju TPA Rawa Kucing untuk membantu memadamkan kebakaran. Tandon air tersebut telah beroperasi sejak selasa (24/10) dan sumber air terhubung secara langsung dengan aliran air Sungai Cisadane yang terletak di sekitar lokasi pemadaman TPA Rawa Kucing. Kepala DLH Kota Tangerang Tihar Sopian mengatakan, “kita baru mengoperasikan toren (tandon) ini sejak kemarin (24/10). Berdasarkan pengamatan dan evaluasi sejauh ini, toren ini sangat membantu ketersediaan air untuk memadamkan titik-titik yang masih mengeluarkan kepulan asap.”
Tidak hanya memakan lahan, kebakaran di TPA Rawa Kucing Tangerang memiliki dampak yang signifikan pada daerah sekitarnya. Berikut adalah beberapa dampak dari kebakaran tersebut:
Evakuasi warga
Puluhan warga yang tinggal di dekat tempat pembuangan sampah harus dievakuasi karena asap tebal yang disebabkan oleh kebakaran. Berdasarkan data yang diperoleh melalui metrotv news (24/10) telah tercatat bahwa 175 warga mengungsi.
Masalah Kesehatan
Asap tebal dari kebakaran menyebabkan masalah kesehatan bagi warga di sekitar area tersebut. Beberapa melaporkan kesulitan bernapas dan iritasi mata.
Kerusakan properti dan gangguan aktivitas
Kebakaran menghancurkan beberapa kendaraan, termasuk tiga mobil pemerintah, dan menyebabkan kerusakan pada bangunan di sekitarnya. Asap tebal dari kebakaran tersebut juga membuat sulit bagi orang untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Penulis: Amelia Az Zahra
Sumber: antaranews
Sumber Foto: Megapolitan Kompas