TANGERANG – Stress merupakan kondisi tidak nyaman yang timbul akibat lingkungan sekitar. Ketika stress berkelanjutan maka akan menimbulkan masalah pada seperti depresi, anxiety, putus sekolah, bahkan sampai bunuh diri. Di Indonesia proporsi stress pada remaja meningkat dari tahun ke tahun mencapai angka 6% dari total masyarakat di Indonesia (KCDS 2020). Angka tersebut meningkat karena banyak remaja terlibat bullying yang marak terjadi saat ini. Maka dari manajemen stress perlu dilakukan untuk mengurangi dan mencegah stress yang memicu dampak negatif.
Teknik dalam manajemen stress:
Problem Focused coping, digunakan pada individu yang memiliki masalah seperti ancaman, gangguan, dan situasi yang menantang, tetapi masih dapat berubah. Problem Focused Coping membuat individu merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk memperoleh apa yang diinginkan. Cara yang dapat dilakukan:
- Membuat to-do list
To-do list merupakan cara baik yang dapat dilakukan pada Problem Focused Coping. Banyak orang merasa nyaman dengan menuliskan permasalahan mereka di buku catatan atau sticky notes sebagai referensi dan dicoret setelah selesai. Mulailah dengan menuliskan masalahnya, diikuti dengan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencoretnya dari list. - Mulai dengan masalah yang lebih mudah
Jangan menghindarkan stress, lakukan dengan fokus pada masalah yang lebih mudah untuk diselesaikan. Memulai dengan sesuatu yang kecil dan mudah membantu Anda menghargai kemajuan. - Jeda dan bernapas (pause and breathe)
Bagi banyak orang, peristiwa stres dapat memicu reaksi melawan-atau-lari. Namun, ingatlah bahwa beberapa masalah tidak bisa dihindari, dan stres adalah bagian alami dari manusia. Menerima beberapa kesulitan sebagai hal yang normal dapat membantu Anda menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif dan mengatasinya. Saat kewalahan, luangkan waktu sejenak untuk bernapas dan meninjau kembali situasi saat Anda berkepala dingin. - Memprioritaskan
Mengatasi suatu masalah mungkin tampak menakutkan atau bahkan menakutkan. Beberapa orang mungkin mengesampingkan emosi ini alih-alih memprioritaskan tujuan akhir mereka. Jangan lupa tujuan Anda. Luangkan waktu untuk mengerjakan dan memprioritaskan masalah tersebut. Seperti dengan membuat tanda dikalender atau tulis catatan seperti, “Saya akan mengerjakan terbitan ini hari Kamis pukul 19.00.” - Ketahui kapan harus istirahat
Ketahui kapan harus istirahat dan praktikkan penanganan yang berpusat pada emosi, bukan strategi penanganan yang berfokus pada masalah. Istirahat ini mungkin hanya lima menit, tetapi persiapkan diri Anda untuk mengatasi masalah jika sudah siap. Mendorong diri sendiri melampaui titik puncaknya dapat membuat Anda merasa lebih buruk.
Emotional Focus Coping yaitu teknik manajemen stres dengan cara mengalihkan rasa stres. Rasa stres ini dialihkan dengan cara-cara yang mereka sukai. Cara yang dapat dilakukan:
- Mencari dukungan emosional seperti kata-kata positif, simpati, dan pemahaman dari orang-orang sekitar
- Melakukan kegiatan lain yang menyenangkan seperti makan enak, melakukan hobi, dan lainnya sampai emosinya sudah lebih baik untuk menyelesaikan masalah.
Guided Imagery, dengan membayangkan hal-hal menyenangkan yang akan membuat perasaan kembali gembira dan tertata. Teknik ini dimulai dengan relaksasi selanjutnya menutup mata dan fokus pada bayangan dalam pikirannya. Teknik ini bertujuan untuk merespon perubahan psikofisologis yang kuat seperti peningkatan imunitas dan dapat mengaktifkan saraf parasimpatis. Guided Imagery bukan hanya dapat mengurangi stres, namun juga dapat menghancurkan sel kanker, mengurangi rasa nyeri, dan untuk menenangkan pikiran.
Penulis: Farah Thalia