Kesempatan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) semakin terbuka luas dengan adanya kerja sama internasional yang digagas oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Dalam pertemuan terbaru, BP2MI menggandeng organisasi global seperti GIZ, DFAT, ILO, IOM, JICA, dan KOICA untuk membahas perlindungan dan pemberdayaan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Dua isu utama yang menjadi fokus pembahasan adalah akses modal dan pelatihan kewirausahaan bagi PMI, serta peningkatan advokasi hukum di negara tujuan. Selain itu, BP2MI juga berupaya memperluas jangkauan kerja sama dengan berbagai negara agar tenaga kerja Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan dilindungi secara hukum.
Perlindungan PMI Lewat Kerja Sama Internasional
BP2MI menegaskan bahwa kerja sama dengan organisasi internasional bertujuan untuk meningkatkan perlindungan PMI di negara penempatan. Ini mencakup aspek keamanan kerja, jaminan kesehatan, serta advokasi hukum jika terjadi masalah di luar negeri.
Dukungan Akses Modal dan Pelatihan Kewirausahaan
Selain perlindungan, pemberdayaan ekonomi juga menjadi perhatian. BP2MI bersama mitra internasional berupaya membuka akses modal usaha bagi PMI yang ingin berwirausaha setelah kembali ke Indonesia. Program pelatihan kewirausahaan pun dirancang agar para pekerja migran memiliki keterampilan tambahan yang dapat diterapkan di tanah air.
Perluasan Jangkauan Negara Penempatan
Untuk meningkatkan kualitas dan kesempatan kerja, BP2MI juga mencari peluang kerja baru di negara-negara potensial. Ini bertujuan agar tenaga kerja Indonesia tidak hanya terbatas di negara tradisional penempatan, tetapi juga bisa bersaing di pasar kerja global.
Masa Depan PMI yang Lebih Terjamin
Dengan adanya kerja sama internasional, diharapkan tenaga kerja migran Indonesia dapat bekerja dengan lebih aman, memiliki akses lebih luas terhadap peluang ekonomi, serta mendapatkan perlindungan hukum yang maksimal di negara penempatan.
