Ketiga Kali Digelar, Festival Mookervaart Jadi Momentum Refleksi Kejayaan Masa Lampau Kota Tangerang

TANGERANG – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang kembali menyelenggarakan Festival Mookervaart untuk ketiga kalinya. Acara tersebut dilaksanakan di kawasan Hutan Kota Tangerang pada Kamis (30/05) dan Jumat (31/05). Penjabat Wali Kota Tangerang Dr. Nurdin, S.Sos, M.Si mengungkapkan kegiatan ini dapat dijadikan momentum refleksi kejayaan Kota Tangerang di masa lampau.

“Festival Mookervaart kita jadikan momentum untuk melihat ke belakang. Melihat sejarah pintu air dan saluran Mookervaart, Kota Tangerang menjadi bagian penting dari peradaban Batavia. Festival ini juga menunjukkan akulturasi dan pengembangan budaya Kota Tangerang,” ujar Nurdin dalam sambutan pembuka.

Menurutnya, Festival Mookervaart dapat memberikan informasi bahwa kehidupan Kota Tangerang di masa lalu sudah maju. Oleh karena itu, acara ini dapat memberikan motivasi bagi masyarakat Kota Tangerang untuk terus bergerak dan maju, serta berakhlakul karimah dan berdaya saing.

Seperti yang diketahui, saluran Mookervaart dan pintu air memiliki sejarah penting untuk Kota Tangerang sejak tahun 1700-an. Pada masa itu, saluran ini berfungsi menyuplai air untuk Batavia bahkan menjadi jalur transportasi umum. Kepala Dinas Disbudpar Kota Tangerang Rizal Ridolloh, S.Sos, M.Si. dalam sambutannya memaparkan peran penting pintu air dan saluran Mookervaart bagi peradaban masa lalu.

“Pada zaman dahulu, untuk pergi ke Batavia harus menggunakan kuda dan itu biayanya mahal. Saat itu Tangerang sudah memiliki transportasi massal menggunakan sampan atau perahu. Air yang ada di saluran dibendung untuk mendorong sampan melewati wilayah Batu Ceper, Pesing, hingga ke Grogol.”

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Bidang Kebudayaan Kota Tangerang Sumangku Getar, S.IP. Menurutnya, momentum Festival Mookervaart dapat dijadikan langkah penyelamatan kebudayaan.

“Hari ini peran insan kesenian dan kebudayaan, khususnya para penggiat cagar kebudayaan semuanya hadir, jumpa bersama di sini. Harapannya momentum ini terus berlanjut karena memberikan pesan sejarah cukup tinggi di kota ini,” pungkas Sumangku.

Acara ini menampilkan seni musik karinding, silat beksi, tari kreasi jaipong, seni musik tehyan, palang pintu, hingga barongsai.

 

May 30, 2024

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *