JAKARTA – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kembali menerima laporan terkait dugaan eksploitasi terhadap mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) yang tampil di Taman Safari Indonesia. Wakil Ketua Eksternal Komnas HAM, Abdul Haris Semendawai, menyatakan bahwa lembaganya telah tiga kali menerima pengaduan serupa sejak 1997.
“Laporan serupa sudah kami terima pada 1997, 2004, dan 2024. Komnas HAM akan memantau proses penyelesaian kasus ini agar ada kejelasan dan pemenuhan hak korban,” kata Semendawai, Selasa (22/4/2025).
Ia menambahkan bahwa pada tahun 1997, Komnas HAM sempat melakukan penyelidikan dan menemukan adanya indikasi pelanggaran HAM, termasuk kekerasan, eksploitasi ekonomi, keterbatasan akses pendidikan, serta persoalan terkait asal-usul anak.
Rekomendasi telah disampaikan kepada pihak terkait, seperti pihak OCI. Namun, menurut Semendawai, hanya sebagian dari rekomendasi tersebut yang ditindaklanjuti, termasuk penyelidikan awal dari kepolisian yang kemudian dihentikan.
Akibat belum tuntasnya penanganan, para korban kembali mengadukan kasus ini pada tahun 2004 dan akhir 2024. Saat ini, Komnas HAM belum membuka investigasi baru, namun tetap memantau proses penanganannya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Hukum dan HAM, Mugiyanto, juga telah menerima audiensi dari sejumlah mantan pemain sirkus OCI, yang semuanya perempuan. Dalam pertemuan tersebut, mereka menyampaikan pengalaman dugaan kekerasan, pelecehan, hingga praktik yang menyerupai perbudakan.
Mugiyanto menyatakan bahwa Kementerian Hukum dan HAM akan memanggil pihak-pihak terkait, termasuk Taman Safari Indonesia, untuk meminta klarifikasi demi memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah kasus serupa terulang.
Namun, pihak Taman Safari Indonesia membantah adanya keterlibatan mereka dalam kasus tersebut. Komisaris Taman Safari, Tony Sumampouw, menegaskan bahwa isu ini tidak berhubungan langsung dengan Taman Safari.
“Tidak ada kaitannya dengan Taman Safari. Itu urusan internal orang sirkus. Kalau memang ada tuduhan, pihak sirkus juga perlu memberi klarifikasi,” tegas Tony.
Ia juga mempertanyakan mengapa isu lama ini kembali diangkat ke permukaan sekarang, padahal menurutnya, laporan yang pernah muncul pada 1997 telah selesai.
Meski demikian, pihak Taman Safari menyatakan siap memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait tuduhan yang beredar.