TANGERANG – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) resmi memutus akses internet di wilayah Suku Baduy Dalam. Sebelumnya, terdapat permintaan pemangku adat Suku Baduy Dalam untuk mengusulkan agar sinyal internet di wilayahnya diputus.
Dilansir dari Kumparan, Direktur Jenderal Pengendalian Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kemenkominfo Wayan Toni Supriyanto, memastikan akses internet di Suku Baduy Dalam telah diputus sesuai permintaan masyarakat setempat.
Alasan munculnya permintaan tersebut karena adanya dampak negatif internet bagi masyarakat yang belum memiliki kesiapan pengetahuan terhadap kemudahan keterbukaan akses informasi. Mereka berpendapat internet dapat mengancam kehidupan mereka dan moral anak muda yang mungkin tergoda untuk menggunakan internet
Mengenal Suku Baduy
Suku Baduy merupakan suku yang berada di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Secara keseluruhan luas wilayah area Baduy saat ini sebesar 5.101,85 Hektar,
Suku Baduy selalu menjaga dan melestarikan budayanya, serta cenderung mengisolasi dan menutup diri dari peradaban modern. Mereka masih menjunjung tinggi norma-norma yang diajarkan oleh leluhur. Masyarakat Suku Baduy Dalam tetap memilih tinggal di hutan, menolak teknologi, uang, dan sekolah tradisional.
Asal-Usul Nama Baduy
Dilansir dari laman Kompas.com, nama Baduy merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut. Pendapat pertama munculnya nama Baduy berasal dari sebutan para peneliti Belanda yang melihat kemiripan mereka dengan kelompok Arab Badawi di Timur Tengah yang merupakan masyarakat dengan cara hidup berpindah-pindah (nomaden).
Pendapat berikutnya nama Baduy muncul karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Namun, orang Baduy lebih suka menyebut dirinya sebagai “urang Kanekes” atau “orang Kanekes” sesuai dengan nama wilayah mereka tinggal
Baduy Luar dan Baduy Dalam
Suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok, tergantung pada area tempat tinggal mereka, yakni Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar. Secara kasat mata mereka dibedakan dengan mudah melalui jenis pakaian yang digunakan. Baduy Luar identik dengan warna hitam dan biru sedangkan Baduy Dalam memiliki ciri khas warna putih dan hitam.
Tertutup dari Modernisasi
Salah satu ciri khas suku Baduy yang paling menonjol adalah kehidupannya yang tertutup terhadap proses modernisasi. Mereka menolak pengaruh teknologi modern dan mempertahankan gaya hidup tradisional.
Suku Baduy Dalam masih mempertahankan tradisi pertaniannya dengan menggunakan alat sederhana seperti cangkul dan arit. Selain itu, mereka juga menggunakan sistem irigasi yang dibangun berdasarkan tradisi dan diturunkan secara turun temurun. Suku Baduy tetap menjaga kehidupan selaras dengan alam dan menjauhi kemajuan teknologi yang dinilai berpotensi merusak keseimbangan.
Menjaga adat istiadat dan budaya
Suku Baduy sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya nenek moyangnya, serta mempunyai sistem kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan alam dan roh nenek moyang.
Ritual dan upacara adat selalu dilaksanakan secara seragam dan menurut aturan yang ketat mengenai hubungan antar anggota suku dan tata cara sosial.
Penulis: Iqbal Maulana
Sumber: Kumparan.com, Kompas.com, Liputan6.com