MITOS DAN FAKTA SEPUTAR PANAS DALAM

Tahukah kamu? Banyak orang percaya bahwa kondisi ‘panas dalam’ terjadi karena adanya “panas” yang terperangkap di dalam tubuh. Beragam perspektif tentang penyakit memang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Akibatnya, banyak terjadi simpang siur dalam memahami penyebab penyakit. Dilansir dari website halodoc.com, dalam Kedokteran istilah penyakit panas dalam tidak pernah ada. Kondisi ini dalam medis diartikan sebagai serangkaian gejala yang menyerang mulut, tenggorokan, dan sistem pencernaan. Selain itu, sebutan ‘panas dalam’ diduga muncul karena gejalanya yang sebabkan timbul rasa panas di dalam tubuh.

Namun, apakah informasi yang beredar seputar penyakit ini banyak berisi mitos atau justru fakta? Mari kita ungkap kebenaran di balik gejala yang umum terjadi.

 

Illustration Source: Freepik

Mitos 1: Panas Dalam adalah Penyakit Spesifik

Fakta: Dalam dunia kesehatan istilah ‘panas dalam’ sebenarnya tidak diakui. Panas dalam lebih Merujuk pada kumpulan gejala yang sering terjadi, seperti tenggorokan kering, sariawan, bibir pecah-pecah, atau tubuh terasa tidak nyaman. Gejala-gejala ini biasanya terkait dengan infeksi, kekurangan cairan, atau kebiasaan makan yang kurang sehat.

 

Illustration Source: Freepik

Mitos 2: Makan Makanan Panas dan Berminyak Dapat Menyebabkan Panas Dalam

Fakta: Meski makanan pedas, berminyak, ataupun gorengan-gorengan dapat memicu gejala seperti tenggorokan kering atau iritasi, ini bukan alasan utama dari penyebab panas dalam. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti dehidrasi, infeksi virus (seperti flu), atau kurangnyaasupan vitamin C. Namun, mengurangi makanan berminyak dan pedas tetap dianjurkan untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

 

Illustration Source: Freepik

Mitos 3: Minuman Dingin Dapat Menjadi Penyebab dan Memperparah Panas Dalam

Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa minuman dingin menyebabkan panas dalam. Minuman dingin justru dapat membantu meredakan rasa panas di tenggorokan dan memberikan efek menyegarkan, terutama saat tubuh mengalami dehidrasi. Namun, bagi sebagian orang, minuman dingin dapat menyebabkan iritasi sementara pada tenggorokan, sehingga disarankan untuk mengonsumsinya dengan bijak.

 

Illustration Source: Freepik

Mitos 4: Mengonsumsi Madu dan Lemon Dapat Menyembuhkan Panas Dalam

Fakta: Madu dan lemon tidak secara langsung menyembuhkan panas dalam, tetapi kombinasi keduanya dapat membantu meringankan gejala-gejala terkait, seperti sakit tenggorokan dan batuk. Madu memiliki sifat antimikroba, sementara lemon kaya akan vitamin C yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, penyembuhannya tergantung pada penyebab panas dalam yang mendasarinya.

 

Illustration Source: Google

Mitos 5: Sariawan Selalu Menjadi Tanda Panas Dalam

Fakta: Sariawan memang sering dianggap sebagai salah satu gejala panas dalam. Namun, penyebab utama sariawan adalah trauma pada mulut, stres, atau kekurangan nutrisi seperti vitamin B12, zat besi, atau asam folat. Panas dalam bukan menyebabkan sariawan langsung, meski kondisi ini bisa membuat seseorang merasa lebih rentan terhadap gejala tersebut.

 

Illustration Source: Google

Mitos 6: Berendam di Air Dingin atau Mandi Air Es Mampu Mengatasi Panas Dalam

Fakta: Mandi dengan air dingin memang dapat memberikan rasa segar dan membantu menurunkan suhu tubuh sementara. Namun, ini bukan solusi jangka panjang untuk gejala panas dalam, karena penyebabnya lebih sering terkait dengan masalah internal seperti dehidrasi atau infeksi. Cara terbaik untuk mengatasi panas dalam adalah dengan menjaga asupan cairan dan nutrisi yang cukup.

 

Meskipun panas dalam bukanlah kondisi medis yang spesifik, gejala-gejalanya sering muncul akibat pola hidup yang tidak sehat, kurang asupan cairan, atau infeksi ringan. Mengonsumsi makanan sehat, minum cukup, dan menjaga kebersihan mulut bisa membantu mencegah dan meredakan gejala. Jangan mudah percaya pada mitos yang beredar, jika gejala berlanjut atau semakin parah, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Lebih bijak ya sob dalam mengenali jenis penyakit dan juga penanganannya.

 

Penulis Artikel: Delviana

October 23, 2024

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *