Pasar Lama, terletak di pusat Kota Tangerang. Pasar ini telah menjadi destinasi wisata kuliner favorit bagi warga Tangerang Raya dan sekitarnya. Bukan hanya surga kuliner, pasar ini juga menyimpan sejarah panjang dan menjadi simbol akulturasi budaya di daerah tersebut.
Dibangun pada tahun 1810 oleh pemerintah Kolonial Belanda, Pasar Lama awalnya merupakan pasar kecil yang menjual sayuran dan ikan. Seiring perkembangan waktu, pasar ini tumbuh pesat, menjadi pusat perdagangan yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok seperti buah-buahan, sayuran, ikan, daging, rempah-rempah, pakaian, dan lainnya.
Akulturasi budaya di Pasar Lama terlihat jelas dari sejumlah bangunan bersejarah seperti Vihara Boen Tek Bio dan Museum Peranakan Benteng Heritage. Kedua bangunan ini adalah warisan dari komunitas Tionghoa yang telah lama menetap di Tangerang. Gaya arsitektur klasik kolonial yang masih dipertahankan di kawasan ini menghadirkan suasana nostalgia bagi pengunjung, membuat pengalaman berkeliling pasar terasa seperti perjalanan ke masa lalu. Beberapa bangunan tua bahkan dilestarikan sebagai bagian dari upaya menjaga warisan sejarah kota.
Dulu, Pasar Lama menjadi pusat perdagangan dan kegiatan sosial masyarakat Kota Tangerang. Para pedagang dari berbagai daerah berkumpul di sini, membawa serta warisan budaya dan kuliner mereka. Interaksi antarbudaya tersebut bisa terlihat dari makanan yang dijual, dengan kombinasi cita rasa dan teknik memasak dari berbagai penjuru daerah.
Di pagi hari, suasana Pasar Lama relatif lebih tenang karena hanya beberapa toko yang sudah buka. Ini sering dimanfaatkan oleh warga untuk berjalan santai, berbelanja dengan tenang, atau sekadar menikmati secangkir kopi di salah satu kedai yang sudah buka sejak pagi. Namun, menjelang sore hingga malam hari, Pasar Lama berubah menjadi pusat kuliner yang sangat ramai. Pedagang mulai memenuhi trotoar dan jalan, mengeluarkan aroma lezat yang menggugah selera!.
Jangan lupa siapkan kocek lebih, ya! Pasar Lama Tangerang dijamin bikin kamu kalap dengan aneka kulinernya yang menggoda!
Gotong Toa Pekong: Warisan Budaya Unik dari Tangerang
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terus berkomitmen untuk melestarikan warisan budaya, salah satunya adalah Gotong Toa Pekong, sebuah ritual khas masyarakat Tionghoa Benteng. Baru-baru ini, Gotong Toa Pekong ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Gotong Toa Pekong menjadi salah satu perayaan budaya yang unik dan memiliki nilai historis tinggi di Kota Tangerang. Ritual ini hanya diadakan setiap 12 tahun sekali, di mana patung Dewi Kwan Im Hud Couw diarak melalui jalanan kota oleh Perkumpulan Klenteng Boen Tek Bio.
Pada 21 September 2024, Gotong Toa Pekong kembali digelar dengan megah. Terdapat 37 barisan yang mengikuti arak-arakan tersebut, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa yang dengan semangat berpartisipasi. Ritual ini telah menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Cina Benteng sejak ratusan tahun lalu, dengan Gotong Toa Pekong pertama kali diadakan pada tahun 1856. Hingga kini, perayaan ini terus berkembang dan menjadi daya tarik besar, tidak hanya bagi warga lokal, tetapi juga wisatawan internasional.
Budaya Gotong Toa Pekong menjadi contoh nyata bagaimana tradisi bisa tetap hidup dan relevan meski zaman telah berubah. Sebagai generasi penerus, penting bagi kita untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya ini, agar tetap bisa dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Unik banget, kan, budaya di Kota Tangerang ini? Yuk, kita jaga bersama-sama!
Artikel ini di tulis oleh, Rhesqa.