TANGERANG – Jasa joki skripsi memang sudah biasa. Pernahkah kamu mendengar joki lari untuk aplikasi Strava?
Belakangan ini media sosial X kembali diramaikan dengan munculnya akun yang menawarkan jasa joki lari untuk aplikasi Strava. Unggahan ini pertama kali muncul pada Rabu, (3/7) dari akun @hahahiheho dan langsung mendapat banyak perhatian warganet.
btw aku buka joki strava yahh!! tapi yang lari sodaraku yang jago larii, price menyesuaikan pace, km dan dl yahh!! bisa dm akyuuu..#jokistrava pic.twitter.com/qxyHuMrcnA
— ️️ ️️️ ️️ ️️ℍ𝕟𝕥𝕒𝕚COVI𝑫𝕒𝕕69◔w◔😿 (@hahahiheho) July 3, 2024
Bagi yang belum tahu, Strava adalah aplikasi yang bisa melacak aktivitas olahraga lari, bersepeda, hingga hiking. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan GPS yang bisa merekam rincian jarak yang ditempuh, kecepatan, jumlah langkah, rute, dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu, pengguna juga bisa membagikan aktivitas olahraganya di media sosial.
Joki Strava memiliki konsep yang mirip seperti joki lainnya. Pada dasarnya, mereka menjual hasil olahraga mereka yang terekam melalui aplikasi Strava ke orang lain untuk diunggah di media sosial.
Melihat fenomena ini, mengutip dari CNN Indonesia, Konsultan Psikologi di Tabula, Arnold Lukito mengatakan joki Strava ini memiliki dampak psikologis yang buruk bagi pengguna jasa. Menurutnya, dampak buruk yang bisa ditimbulkan adalah mereka jadi terbiasa mengejar gratifikasi instan.
Selain itu, Arnold juga menjabarkan dampak buruk lainnya, seperti kurangnya disiplin dan motivasi, menimbulkan tingkat kecemasan dan stres, serta membangun kebiasaan yang impulsif.
Tanggapan lain datang dari Psikolog sekaligus Ketua Lembaga M.eureka Psychology Consultant Meity Arianty STP, MPsi. Dilansir dari kompas.com, Meity menjelaskan bahwa orang yang menggunakan jasa joki Strava hanya ingin mendapat pengakuan dari masyarakat atau lingkungan sekitar.
Penulis : Auriel Cahya Salsa Sabila
Sumber Berita : CNN Indonesia, Kompas.com
Sumber Foto : Freepik.com/jcomp